Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Selamat Datang di Blog KUA Kec Sembalun, Nikah di KUA GRATIS, di luar KUA membayar Rp 600.000,-, disetorkan langsung ke Bank Menggunakan Kode Billing PNBP NR, Zona Integritas KUA, tolak Gratifikasi, Korupsi dan Pungli, Laporkan jika terbukti !

Peringatan Hari Anak Nasional 2025 di Sembalun: Seruan Bersama Hentikan Perkawinan Anak untuk Masa Depan Indonesia

 

Sembalun, 31 Juli 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Pemerintah Kecamatan Sembalun bersama organisasi masyarakat sipil dan lembaga mitra seperti Wahana Visi Indonesia, menggelar perayaan bertema:

"Stop Perkawinan Anak: Wujudkan Impian Anak Indonesia".
Acara ini berlangsung meriah dan penuh makna di Halaman SMAN 1 Sembalun, dengan melibatkan tokoh masyarakat, pemuka agama, guru, anak-anak sekolah, serta masyarakat umum.

Isu Perkawinan Anak Jadi Sorotan Utama

Tema HAN tahun ini secara khusus menyoroti fenomena perkawinan anak, yang masih menjadi tantangan serius di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di daerah pedesaan seperti Sembalun. Meskipun telah ada regulasi yang melarang perkawinan di bawah usia 19 tahun, praktik ini masih terjadi karena faktor ekonomi, budaya, dan kurangnya edukasi di tingkat keluarga.

Melalui perayaan ini, para pemangku kepentingan menekankan pentingnya kolaborasi untuk mencegah anak-anak kehilangan masa depan mereka akibat pernikahan dini.

“Perkawinan anak bukan hanya melanggar hak anak, tetapi juga menghambat masa depan bangsa. Anak-anak harus dibekali pendidikan, bukan dibebani tanggung jawab dewasa sebelum waktunya,” ujar salah satu tokoh masyarakat dalam sambutannya.

Rangkaian Acara Edukatif dan Inklusif

Kegiatan dimulai sejak pagi dengan pawai anak-anak sekolah, pertunjukan seni budaya yang dibawakan oleh siswa-siswi, hingga sesi dialog interaktif bersama tokoh agama, tokoh adat, dan aktivis perlindungan anak.

Wahana Visi Indonesia selaku mitra pendukung utama turut menghadirkan sesi penyuluhan kepada orang tua dan remaja mengenai risiko perkawinan anak, seperti:

  • Tingginya angka putus sekolah
  • Risiko kesehatan ibu dan anak
  • Kemiskinan struktural yang berkelanjutan
  • Kekerasan dalam rumah tangga

Acara ini juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh anak-anak, pameran gambar dan tulisan bertema “Mimpiku untuk Indonesia”, serta deklarasi bersama komunitas untuk “Desa Bebas Perkawinan Anak”.

Dukungan Tokoh Agama dan Adat

Salah satu kekuatan utama dalam kampanye ini adalah keterlibatan tokoh agama dan tokoh adat. Dalam sesi orasi publik, mereka menegaskan bahwa tidak ada ajaran agama atau nilai adat yang membenarkan praktik memaksa anak menikah saat belum dewasa.

“Agama hadir untuk melindungi, bukan untuk merugikan. Memberikan ruang tumbuh bagi anak adalah bentuk ibadah dan amanah moral,” tegas salah satu ulama setempat.

Komitmen Bersama Menuju Indonesia Ramah Anak

Melalui peringatan Hari Anak Nasional ini, Sembalun menunjukkan komitmennya sebagai wilayah yang peduli terhadap hak-hak anak. Harapannya, kegiatan seperti ini menjadi titik tolak bagi transformasi sosial, khususnya dalam mendorong kebijakan yang melindungi anak dari segala bentuk eksploitasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh perwakilan Wahana Visi, intervensi pendidikan, pemberdayaan ekonomi keluarga, dan penguatan kapasitas remaja adalah langkah konkret yang harus terus dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Ramah Anak 2030.

Penutup

Peringatan Hari Anak Nasional 2025 di Sembalun bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi simbol gerakan kolektif untuk memastikan setiap anak Indonesia bisa bermimpi dan meraih masa depan yang lebih baik—bebas dari belenggu pernikahan dini dan kekerasan berbasis usia dan gender.

 Humas (KUA Sembalun


Posting Komentar untuk "Peringatan Hari Anak Nasional 2025 di Sembalun: Seruan Bersama Hentikan Perkawinan Anak untuk Masa Depan Indonesia"